A. Identitas Buku
* Judul
Buku : Lilly
“Pencarian Cinta Seorang Gadis Eropa di Etiopia”
* Jenis
Buku : Fiksi
* Pengarang : Camilla Gibb
* Penerbit
di Beberapa Negara:
1. Kanada (edisi Bahasa Inggris dan
Prancis)
Doubleday, Maret 2005 (hard cover)
Anchor, Maret 2006 (paperback)
Le Meac, 2008, Le mile d’Harar
2. Inggris dan Australia
William Heinemann, Februari 2006 (hard cover)
Vintage, Februari 2007 (paperback)
3. Amerika Serikat
Penguin Press, April 2006 (hard cover),
April 2007 (paperback)
4. Prancis
Actes Sud, 2008, Le mile d’Harar
5. Kanada
Anthos, September 2005, De terugkeer
van Lilly
6. Spanyol
Afaguara, 2006, Las Murallas de Harar
7. Indonesia
Qanita, Mizan, 2008,
Lilly
8. Noewegia
Cappelen, 2006, Bittersortt
9.
Serbia
Laguna
10. Israel
Opus Press
* Cetakan : I- Bandung, Mei 2006
* Halaman Buku : 500 halaman
* Banyak Bab : 47 Bab
* Panjang dan Tebal Buku: 20 cm
; 0,5 cm
* Jenis Kertas :
Quarto
* Harga Buku : Rp 24.900,00
B. Rangkuman Novel
Lilly, watak
utama novel Camilla Gibb untuk artikel yang mengagumkan, tidak memiliki apa pun
kecuali masa kecil yang stabil Putri dari campuran Inggris / hippies Irlandia,
dia lahir di Yugoslavia, disusui di Ukraine, disapih di Corsica, dibebaskan
dari popok di Sicilia, dan sudah bisa berjalan saat kami sampai Al-Gharb.
Ketika Lilly delapan
tahun, orangtuanya meninggalkan Inggris di sebuah tempat suci sufi di Tangier.
Orang tuanya menitipkan Lilly kepada Adbal Akbal. Yang semula hanya tiga hari
namun menjadi tiga minggu, dia diajarkan agama islam dan al-quran oleh Abdal
Akbar sebelum akhirnya mendengar kabar dari salah satu kerabat orang tuanya
yaitu Muhammed Bruce Mahmoud bahwa kedua orang tuanya telah dibunuh saat akan
bertransaksi obat bius di suatu gang di Ibu Kota. Untuk mengisi kehampaan dalam hidupnya Lilly mengisinya dengan kajian yang
mendalam dan menghafal Al-Quran di bawah pengajaran Abdal Akbar yang menjadi
gurunya, pembimbingnya, dan ayahnya dalam makna spiritual maupun duniawi. Dan
Muhammed Bruce sebagai orang tua waliku.
Ketika usianya mencapai 16 tahun, dia
melanjutkan perjalanan dari Tangier ke Harar-Ethiopia, adalah setengah Haji,
penerbangan setengah dan menyeberangi padang pasir Harar bersama Husein yang
sudah dia anggap sebagai kakak sendiri yang tidak lain masih murid dari Abdal
Akbar. Bertahun-tahun kemudian perjalanannya sampailah Lilly dan Husein di
tengah Muslim Haile Selassie-Harar menggunakan Mercedes.
Setelah sampai
di Etiopia (Harar), Husein mendapat sambutan untuk masuk ke dalam tempat suci
di Harar. Sedangkan Lilly dikirim untuk tinggal di rumah sepupu salah satu
istri termuda dari Syaikh Jami yaitu Nouria. Dimana dia tinggal di kompleks
dengan lantai tanah dan keempat anaknya. Dengan kehidupan disekitarnya yang baru dan
aneh, dengan sebutan kata "farenji" - asing - adalah mendesis di mana-mana
ia berubah. akhirnya membangun kehidupan untuk dirinya sendiri mengajar
anak-anak Al-Quran, dan dia mulai meletakkan akar, belajar bahasa dan
membenamkan diri dengan adat dan ritual dan subur dengan gemerlapan jilbab yang
cerah, paduan suara muazin, aroma dupa dan kopi.
Dia tertarik
kepada seorang dokter Sudan yang setengah idealis bernama Aziz. Dan keduanya
selalu bertemu setiap hari sabtu pada sebuah pertemuan sosial. Saat mereka
tinggal di belakang untuk berbicara, Lilly menemukan imannya telah diuji untuk
pertama kalinya dalam hidupnya. Ketika cinta mulai bersemi diantara mereka,
mereka terpaksa terpisah saat penuaan Kaisar Salassie yang digulirkan oleh
rezim Dergue brutal.
Lilly terpaksa
mengungsi, untuk keselamatannya dan orang-orang yang dicintainya. Kali ini dia
pergi menjadi pengungsi ke London. Lilly menemukan dia adalah sebagai banyak
orang luar di London sebagai seorang Muslim kerana ia di Harar sebagai orang
asing putih. Sementara Aziz tetap mengejar gairah revolusionernya.
Di
London, kehidupan Lilly sebagai seorang muslim putih tidak kurang rumit. Lilly
menjadi perawat di sebuah rumah sakit, dia berteman dengan seorang pengungsi
dari Etiopia bernama Amina, yang proses kelahiran putrinya dia bantu di
belakang gedung rumah sakit Lembeth. Akhirnya Lilly dan Amina pun
mendirikan sebuah persatuan masyarakat untuk kembali bersatu dengan keluarga
pengungsi yang hilang. Pekerjaan mereka, bagaimanapun, adalah tidak sepenuhnya
altruistis. pekerjaan mereka, bagaimanapun, adalah tidak sepenuhnya altruistis.
Amina dan Lilly pun sedang mencari seseorang: Amina mencari suaminya Yusuf, dan
Lilly mencari Aziz, yang tetap tegas, menyakitkan, yang selalu tertanam dalam
hatinya.
C. Susunan
Penyajian
Novel yang
berjudul Lilly “Pencarian Cinta Seorang Gadis Eropa di Etiopia” ini dalam
penyajiannya sudah cukup baik sebagai bacaan berbagai kalangan.
Dimulai dari
pembukaan cerita sampai penutup cerita sudah baik karena dari satu cerita ke
cerita lainnya tidak bertele-tele atau menyambung. Dan uniknya lagi pengarang
dapat mengajak pembaca untuk berfikir akhir dari cerita novel itu.
D. Gaya Bahasa
Pengarang
menggunakan bahasa baku dan terdapat pula bahasa-bahasa istilah asing, namun
walaupun begitu pembaca masih dapat memahami isi cerita novel ini karena cerita
digambarkan secara gamblang dan jelas.
E. Hal-hal yang
menarik dari novel
Novel ini bisa menarik perhatian
para pembaca.Dari setiap bagian cerita ke bagian cerita yang lain bisa membuat
penasaran para pembaca dan para pembaca ingin cepat menyelesaikan membaca novel
ini dan mengetahui akhir cerita.
F. Kelemahan Novel
• Isi cerita
dari novel ini tidak sempurna (jalan cerita agak rumit ) karena pengarang tidak
menyelesaikan akhir dari cerita sehingga para pembaca harus memikirkan akhir
cerita novel ini sendiri.
• Terlalu
banyak bahasa asing yang menyebabkan pembaca kesulitan mengetahui artinya.
G. Kelebihan Novel
·
Cover (sampul) novel sangat menarik
·
Adanya foto latar tempat yang diceritakan dalam
novel, sehingga pembaca dapat merasakan suasana yang digambarkan dalam novel
tersebut.
·
Perwatakan tokoh mudah dimengerti
·
Menceritakan sejarah kehidupan secara kasar
mengikuti peristiwa menjelang revolusi tahun 1974 dan setelahnya yang diambil
dari riset, hubungan manusia, dan terutama imajinasinya. Secara tidak langsung
pembaca dapat mengetahui kejadian-kejadian sebelum revolusi dan mengetahui
adapt-istiadat di beberapa Negara.
·
Harganya cukup terjangkau di kalangan manapun.
Menurut saya,
novel ini sangat sulit untuk ditentukan arah
ceritanya atau alurnya karena isi cerita dari novel ini tidak sempurna
(jalan cerita agak rumit) dan akhir dari cerita novel ini tidak selesai
sehingga pembaca harus menebak-nebak akhir cerita itu sendiri.
H. Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik
1. Unsur Instrinsik
*Tema : Percintaan
*Alur : Maju Mundur
*Bahasa : Bahasa Indonesia dan terdapat
juga Bahasa Asing
*Amanat
·
Sayangilah dirimu dan yakinkanlah dirimu bahwa
disetiap kesulitan terdapat hikmah di dalamnya. Life is nothing but being
yourself.
·
Terkadang cinta tidak harus memiliki.
·
Pilihan itu segala ada tetapi siap atau tidaknya
kita menanggung resiko dari pilihan yang kita buat itu, karena kadang kita
dihadapkan pada pilihan yang terlalu sulit
·
Jadikanlah hidupmu agar lebih bermakna dan tidak
sia-sia.
·
Terkadang di dalam sebuah ketidakpastian masih
ada cinta, jangan pernah putus asa. Hidup tak akan berhenti begitu saja hanya
karena kita kehilangan orang yang kita sayangi di dunia ini.
*Setting
a.
Tempat : di
dalam flat, rumah Nouria, di belakang rumah sakit Lembeth,
b.
Waktu :
pagi, siang, sore, dan malam
c.
Suasana :
sepi, ramai, sedih, gembira, takut, panik, haru, dan tegang
*Sudut Pandang : orang pertama
2. Unsur Ekstrinsik
*Sosial Agama
Dilihat
dari segi nama, pengarang merupakan seorang muslim
*Sosial Ekonomi
Keadaan ekonomi
pengarang tergolong menengah ke atas karena dilihat dari biografinya, Camilla
Gibb kuliah di Oxford University. Disamping itu, gaya bahasa yang digunakan
juga menunjukkan status sosialnya.
*Sosial
Budaya
Pengarang
merupakan seorang yang tekun bekerja dan sangat keritis terhadap sejarah dan
geografi tempat dan orang yang ditampilkan pada novelnya.
*Biografi
Pengarang
Camilla
Gibb lahir di London-Inggris, dan tumbuh di Toronto. Dia memiliki gelar Ph.D.
daam bidang antropologi social dari Oxford University, dan melakukan kerja
lapangan di Etiopia untuk memperoleh gelar tersebut.
Kedua novelnya sebelum ini, Mouthing
the Words, pemenang City of Toronto Book Award tahun 2000, dan The Petty Details
of So-and so’s Life, telah diterbitkan
di 18 negara, menerima resensi pujian dari seluruh dunia. Dia merupakan salah
seorang dari 21 penulis dalam “Orange Futures List” sebuah daftar penulis muda
yang patut diperhitungkan untuk masa mendatang, disusuun oleh juri Orange Prize
yang sangat bergengsi. Kini dia menjadi Writer in Residence di University of
Toronto.
0 komentar:
Posting Komentar